Event PondokSantri CultureSantri Lifestyle

Merayakan Acara Haul Abah Guru Sekumpul Di Pondok Dalpa (Dalam Pagar) Kandangan

Kandangan 4 januari, Dalpa redaksi- Haul Abah Guru Sekumpul di rayakan dengan khidmat di Pondok Pesantren Dalam Pagar (DALPA) pada malam Senin, 5 Januari 2025. Acara ini diadakan di mushola utama pondok dan dipandu menggunakan videotron untuk menampilkan siaran langsung dari Mushola Raudhah Sekumpul.

Suasana Pondok Pesantren Dalam Pagar Kandangan dipenuhi dengan nuansa spiritual yang mendalam saat para santri berkumpul untuk memperingati haul Abah Guru Sekumpul, sosok ulama yang sangat dihormati dan dicintai. Kegiatan ini bukan hanya sekadar ritual tahunan, tetapi sebuah perayaan yang menghidupkan kembali semangat persaudaraan dan cinta kepada ilmu.

Hari Pertama: Sholat Dhuha dan Khataman Al-Qur’an

Pada pagi yang cerah di tanggal 4 Januari, seluruh santri berkumpul di asrama masing-masing untuk melaksanakan sholat dhuha berjamaah. Dengan penuh khidmat, mereka menghadap kiblat, menciptakan suasana tenang yang dipenuhi dengan harapan dan doa. Aroma wangi dupa dan suara dzikir menambah kehangatan spiritual di dalam ruangan.Setelah sholat, momen yang sangat dinanti pun tiba: pengkhataman Al-Qur’an. Dipimpin oleh kelas 2 Ulya, setiap ayat yang dibaca menjadi sebuah doa tulus untuk Abah Guru Sekumpul. Kelas 3 Ulya, yang sedang dalam perjalanan menuju Sekumpul untuk menghadiri haul langsung bersama Syyidul Walid Abah Guru dan dewan guru lainnya, menjadi bagian dari cerita yang menyentuh hati. Kebersamaan dalam doa ini menciptakan ikatan emosional yang kuat di antara para santri.

Hari Kedua: Maulid Simtuddhorar dan Manakib Abah Guru

Tanggal 5 Januari menjadi hari penuh berkah dengan pembacaan Maulid Simtuddhorar. Suara merdu para santri menggema, membangkitkan semangat cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Setiap bait yang dinyanyikan membawa kedamaian dan kebahagiaan bagi semua yang hadir.

Selanjutnya, pembacaan manakib Abah Guru Sekumpul dilaksanakan oleh kelas 2 Ulya generasi 11. Meskipun tugas ini biasanya diemban oleh kelas 3 Ulya generasi 10, mereka tidak hadir karena bertugas membersihkan area acara di Sekumpul. Namun, semangat kebersamaan tak terbendung; kelas 2 Ulya mengenakan seragam generasi nmereka dengan bangga dan melaksanakan tugas ini dengan penuh dedikasi seakan-akan sedang cosplay kelas 3 ulya. Momen ini menunjukkan betapa saling mendukungnya antar generasi santri.

Pembacaan Yasin dan Tahlil: Momen Refleksi

Setelah sholat Ashar, para santri berkumpul dalam lingkaran untuk melakukan pembacaan Yasin dan tahlil untuk Abah Guru Sekumpul. Dengan hati yang tulus dan penuh harapan, mereka memanjatkan doa untuk arwah sang guru. Suasana haru menyelimuti acara ini; air mata bahagia dan rasa syukur bercampur aduk dalam momen reflektif tersebut.

Malam Puncak: Live Streaming Haul dan Makan Bersama

Malam harinya, setelah sholat Isya, seluruh santri santriwati berkumpul di musholla utama untuk mengikuti live streaming haul Abah Guru Sekumpul menggunakan sebuah Videotron indoor.

Dengan penuh antusiasme, mereka menyaksikan acara yang berlangsung di Sekumpul, merasakan kehadiran spiritual Abah Guru meski dari jauh. Sorotan layar menampilkan wajah-wajah penuh cinta dari yang hadir di sana, menciptakan rasa kebersamaan yang tak terpisahkan.Acara ditutup dengan makan nasi kuning secara bersama-sama di lapangan utama pondok pesantren. Makanan khas ini bukan hanya sekadar hidangan; ia menjadi simbol kebersamaan dan kehangatan menjadikan momen haul bukan hanya sebagai peringatan tetapi juga sebagai perayaan cinta dan persaudaraan antar santri.

Kegiatan haul Abah Guru Sekumpul di Pondok Pesantren Dalam Pagar Kandangan bukan sekadar acara rutin tahunan; ia merupakan momen penting yang mengingatkan kita akan nilai-nilai keagamaan, kebersamaan, dan penghormatan terhadap para ulama.

 Dengan semangat tinggi dan rasa syukur mendalam, para santri melanjutkan tradisi ini sebagai bentuk penghormatan kepada sosok yang telah banyak memberikan ilmu dan inspirasi dalam kehidupan mereka.

Acara ini bukan hanya meninggalkan kenangan indah bagi setiap santri tetapi juga menanamkan rasa cinta terhadap ilmu serta menghargai warisan spiritual yang telah ditinggalkan oleh Abah Guru Sekumpul. Dengan demikian, pondok pesantren terus menjadi tempat tumbuhnya generasi penerus yang siap meneruskan cita-cita luhur sang guru.

Content Writer:aingfajar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *